Desa Sijenggung

Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara - Jawa Tengah

Artikel

Sejarah Desa

TEGUH GIANA

16 26-0 08:38:09

2.651 Kali Dibaca

            Desa Sijenggung, sebuah desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani ini cukup unik dan jarang terdengar. Kemunculan nama Desa Sijenggung sendiri memiliki latar belakang peristiwa yang jarang diketahui oleh khalayak umum.

       Sesepuh Desa Sijenggung menjelaskan mengenai asal muasal terbentuknya Desa Sijenggung berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Bahwasanya Desa Sijenggung dahulunya adalah sebuah “Jagat Suwung Ingkang Pinanggih Surya Candra Kartika” yang bisa diartikan sebagai alam semesta yang kosong atau tidak berpenghuni. Diriwayatkan sekitar tahun 520-600th pada masa Kerajaan Majapahit ada dua orang pengembara yang merupakan Abdi dalem Pemanahan atau cucu dari Jaka Tingkir yang melakukan pengembaraan ke Bukit Sampir dan menetap di sebuah area perbukitan yang saat ini dikenal dengan nama Kuburan Budha. Kedua pengembara tersebut bernama Ki Ageng Tumenggung Buntung dan Ki Andong Geseng.

           Lokasi pertama Kuburan Budha yang mereka diami adalah sebuah pelataran kosong di atas bukit. Akan tetapi seiring berjalannya waktu area tersebut mengalami penyempitan dan salah satu dari mereka harus pindah ke lokasi lain yang berada di lembah bukit atau tepatnya di sebuah batu besar. Adalah Ki Agung Tumenggung Buntung yang memutuskan untuk pindah ke batu besar tersebut dengan membawa hewan peliharaannya berupa seekor ular besar yang ia beri nama Candra Wercana. Konon ceritanya ular tersebut hanya akan keluar dari batu pada malam selasa kliwon dan jumat kliwon apabila warga sekitar bersedia menyiapkan sesajen berupa kembang boreh (campuran bunga yang warnanya serba putih dengan parutan dlingo dan bengle) dan sejenisnya.

        Di batu itu juga terdapat sebuah alat musik jawa berupa Gong (Sejenis alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul) dan menghasilkan bunyi dengan nada “Gungggggg” yang biasa digunakan warga pada saat ada perayaan atau hajatan. Hingga pada suatu masa ketika ada perayaan di sebuah hajatan, Gong tersebut tidak mau berhenti berbunyi dan warga sekitar mengganjalnya dengan Jenang (Panganan manis yang terbuat dari santan kelapa dll). Mengetahui hal itu Ki Agung Temenggung Buntung marah dan memindahkan Gong tersebut ke Kedung Watu Jomplang di Tebetan Sionje daerah Purbalingga. Dari nada Gong yang dihasilkan itulah akhirnya tercipta nama Desa Sijenggung.

           Sementara itu, pada suatu hari Ki Endong Geseng merasa kehausan dan berjalan ke arah barat batu untuk memetik buah Poh. Setelah memakan buah poh tersebut, Ki Endong Geseng membuang dua biji buah secara terpisah. Satu sisi jatuh dan berubah menjadi hewan kecil yang sering disebut sebagai hewan Rispoh dan yang satu sisi lainnya tumbuh menjadi sebuah pohon yang dibawahnya terdapat muara air atau Tuk. Muara atau Tuk tersebut sampai saat ini dikenal dengan nama "Tuk Poh”. Air dari Tuk Poh ngrancah atau mengalir ke arah lembah dibawah Bukit Sampir menjadi 7 bagian sehingga dikenal dengan nama Tuk Pitu dan berakhir atau tempur di Sungai Raga Jaya.

            “Semuruping banyu Ngepoh mlebu dadi Tuk 7 njuk ngrancah semurupo njembual notog kali Raga Jaya lan Ngepoh” Tutur Sesepuh Desa.

           Dari peristiwa alam tersebutlah menghasilkan dua nama dusun yang terdapat di Desa Sijenggung, yaitu Dusun Semurup dan Dusun Tempuran. Di Lokasi pertemuan arus air itulah ditemukan sebuah batu besar yg oleh warga sekitar disebut batu Totogan.

            Dari kejadian tersebutlah yang akhirnya membuat Desa Sijenggung terbentuk hingga saat ini, dan dikenal dengan masyarakatnya yang guyub rukun serta menjunjung tinggi keanekaragaman yang ada. 18/10/2019

Narasumber By: Sesepuh Desa Sijenggung.

vidio lengkap :https://www.youtube.com/watch?v=4wKA3K_wf50&t=1s

 

Sejarah Pemerintahan Desa Sijenggung

  1. Bongkot                          Tahun 1925 – 1945
  2. Asmasemita                   Tahun 1945 – 1955
  3. Kartadimeja                    Tahun 1955 – 1967
  4. Kasmuji                          Tahun 1967
  5. Soewardji                       Tahun 1967 – 1990
  6. Tono Supnaryo              Tahun 1990 – 2007
  7. Sarman                          Tahun 2007 – 2013
  8. Marman                         Tahun 2013 – 2019
  9. Dwi Utami Anik Z. S.Ip  Tahun 2019
  10. Suyono                          Tahun 2020 – 2025

Kirim Komentar

Nama
Telp./HP
E-mail

Komentar

Captha

Komentar Facebook

Aparatur Desa

Kepala Desa

SUYONO

Sekretaris Desa

TEGUH GIANA

Kasi Pemerintahan

TATUN FITNA ARIASIH

Kasi Kesejahteraan

SUPRIYANTO

Kasi Pelayanan

WAHYUDIANA

Kaur Umum

SAKHERUN

Kaur Perencanaan

SIGIT WAGITO

Kaur Keuangan

DEPI LASPRIATI

Kadus I

AMIN SETIANTO

Kadus II

BISPANTO

Kadus III

PONDEH

Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri

Desa Sijenggung

Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, 33

Transparansi Anggaran

APBDes 2025 Pelaksanaan

Pendapatan

AnggaranRealisasi
Rp 2.140.025.000,00RP 64.548.600,00

Belanja

AnggaranRealisasi
Rp 2.151.664.479,00RP 56.811.500,00

Pembiayaan

AnggaranRealisasi
Rp 11.639.479,00RP 0,00

APBDes 2025 Pendapatan

Hasil Aset Desa

AnggaranRealisasi
Rp 27.900.000,00RP 0,00

Lain-Lain Pendapatan Asli Desa

AnggaranRealisasi
Rp 3.000.000,00RP 0,00

Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 808.944.000,00RP 0,00

Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi

AnggaranRealisasi
Rp 30.026.000,00RP 0,00

Alokasi Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 395.155.000,00RP 64.548.600,00

Bantuan Keuangan Provinsi

AnggaranRealisasi
Rp 875.000.000,00RP 0,00

APBDes 2025 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 407.690.844,00RP 55.811.500,00

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 442.239.848,00RP 1.000.000,00

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 1.254.933.787,00RP 0,00

Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa

AnggaranRealisasi
Rp 46.800.000,00RP 0,00

Lokasi Kantor Desa

Latitude:
Longitude:

Desa Sijenggung, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara - 33

Buka Peta

Wilayah Desa